Kecelakaan Tragis Pesawat Air India Penerbangan AI171: Pembaruan dan Refleksi

Penerbangan Air India AI171 jatuh di Ahmedabad pada 12 Juni 2025, menewaskan 270 orang. Investigasi menunjukkan adanya kerusakan mesin. Air India mendukung keluarga dengan kompensasi dan identifikasi DNA. Pemeriksaan keselamatan mengganggu penerbangan, dengan laporan diharapkan dalam tiga bulan.

Diperbarui
18 Jun 2025
Kata
6,784
Waktu Baca
34 menit

Pada 12 Juni 2025, tragedi yang menghancurkan terjadi ketika Air India Penerbangan AI171, sebuah Boeing 787-8 Dreamliner, jatuh tak lama setelah lepas landas dari Bandara Internasional Sardar Vallabhbhai Patel di Ahmedabad, India. Menuju London Gatwick, penerbangan itu membawa 242 penumpang dan awak, termasuk 169 warga negara India, 53 warga negara Inggris, 7 warga negara Portugis, dan 1 warga negara Kanada. Pesawat itu jatuh dalam waktu satu menit setelah lepas landas, menabrak asrama perguruan tinggi kedokteran di dekatnya, menewaskan 241 orang di dalamnya dan 29 orang di darat. Ajaibnya, satu penumpang, Vishwash Kumar Ramesh, seorang warga negara Inggris-India berusia 40 tahun, selamat dan menerima perawatan. Jumlah korban tewas sebanyak 270 orang menandai ini sebagai salah satu bencana penerbangan paling mematikan dalam sejarah India. Saat investigasi berlangsung dan keluarga berduka, insiden itu menimbulkan pertanyaan kritis tentang keselamatan dan akuntabilitas penerbangan.

Insiden dan Dampak Langsungnya

Penerbangan AI171 lepas landas pukul 1:38 siang waktu setempat pada tanggal 12 Juni. Saksi mata dan rekaman yang terverifikasi menunjukkan pesawat tersebut berjuang untuk mencapai ketinggian, hanya mencapai 650 kaki sebelum turun dengan cepat dan meledak saat terjadi benturan. Pilot mengeluarkan panggilan "Mayday" dalam waktu 30 detik setelah lepas landas, tetapi hanya ada sedikit waktu untuk bertindak. Lokasi kecelakaan, sebuah asrama perguruan tinggi kedokteran, menambah tragedi tersebut, dengan 29 korban tewas di darat. Satu-satunya yang selamat, Vishwash Kumar Ramesh, sedang dalam pemulihan, meskipun rincian kondisinya masih dirahasiakan.

Air India merespons dengan cepat, mendirikan pusat bantuan keluarga di Ahmedabad, Mumbai, Delhi, dan Gatwick, dengan saluran telepon khusus (India: 1800 5691 444; Internasional: +91 80627 79200). Maskapai penerbangan tersebut menyediakan kompensasi awal sebesar ₹250.000 per keluarga korban dan penyintas, ditambah ₹1 juta dari Tata Group, perusahaan induk Air India. Hingga 17 Juni, pengujian DNA telah mengidentifikasi 135 korban tewas, dengan 101 jenazah telah diserahkan kepada keluarga. Proses yang rumit akibat luka bakar parah ini terus berlanjut, dengan identifikasi lengkap diharapkan dapat dilakukan pada 18 Juni.

Kemajuan Investigasi

Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat Udara (AAIB) India memimpin penyelidikan tersebut, didukung oleh Badan Keselamatan Transportasi Nasional AS (NTSB), penyidik Inggris, Boeing, dan Badan Penerbangan Federal (FAA). Kedua kotak hitam—perekam suara kokpit (CVR) dan perekam data penerbangan (FDR)—ditemukan pada tanggal 14 Juni, yang memberikan wawasan penting mengenai komunikasi pilot, peringatan, dan parameter penerbangan. Teori awal menunjukkan kemungkinan kegagalan mesin ganda, pengaturan daya dorong yang tidak memadai, atau masalah dengan penutup sayap dan roda pendaratan. Mantan pilot Angkatan Laut AS Steve Scheibner mencatat, "Jika kedua mesin gagal secara bersamaan, pilot hampir tidak punya waktu untuk bereaksi," sejalan dengan rangkaian kejadian yang cepat.

Direktorat Jenderal Penerbangan Sipil India (DGCA) memerintahkan inspeksi keselamatan terhadap 33 Boeing 787 milik Air India, dengan sembilan di antaranya selesai pada 17 Juni. Pemeriksaan ini, yang berfokus pada parameter lepas landas dan kinerja mesin, telah menyebabkan gangguan, dengan delapan penerbangan internasional dibatalkan dan tiga penerbangan Dreamliner ditunda dalam waktu 48 jam. DGCA juga mengamanatkan pemeriksaan parameter untuk semua pesawat Boeing 787-7 dan 787-9 sebelum lepas landas, dengan inspeksi jaminan mesin direncanakan dalam waktu dua minggu. Sebuah komite pemerintah tingkat tinggi, yang dibentuk untuk meninjau kecelakaan tersebut, mengadakan pertemuan pertamanya pada 16 Juni dan bertujuan untuk menyampaikan laporan awal dalam waktu tiga bulan, di samping prosedur operasi standar (SOP) baru untuk mencegah insiden di masa mendatang.

Dampak terhadap Air India dan Penumpang

Kecelakaan tersebut telah mengganggu operasi Air India secara signifikan. Pembatalan penerbangan memengaruhi rute ke London, Paris, Wina, dan Dubai, dan penumpang ditawari pengembalian uang atau pemesanan ulang gratis untuk penerbangan Ahmedabad yang dipesan sebelum 12 Juni. Pelancong dapat memeriksa status penerbangan di situs web Air India . Maskapai tersebut juga mengatur penerbangan bantuan, seperti IX1555 (Delhi ke Ahmedabad) dan AI1402 (Mumbai ke Ahmedabad) pada 12 Juni, untuk membantu keluarga yang terdampak.

Tragedi ini telah menarik perhatian pada catatan keselamatan Air India dan industri penerbangan yang lebih luas di India. Mantan pilot Amit Singh menyoroti tantangan yang sedang berlangsung, dengan menyatakan, “Kepercayaan pada pengawasan regulasi dan budaya keselamatan operator perlu ditingkatkan dalam jangka panjang.” Kecelakaan itu juga merenggut nyawa tokoh-tokoh penting, termasuk mantan Kepala Menteri Gujarat Vijay Rupani, yang pemakamannya pada tanggal 16 Juni mendapat penghormatan nasional.

Tanggapan Publik dan Global

Insiden tersebut telah memicu kesedihan dan pengawasan yang meluas. Postingan di X, seperti yang dilakukan oleh @ThePrintIndia pada tanggal 12 Juni, mengonfirmasi dimulainya kembali operasi bandara Ahmedabad, sementara @SharanLouise mencatat kedatangan penyelidik Inggris pada tanggal 14 Juni. Media internasional, termasuk BBC News dan The Guardian, telah meliput kecelakaan tersebut, menekankan pemulihan kotak hitam dan gangguan penerbangan yang sedang berlangsung. Komitmen Air India terhadap transparansi dan dukungan telah diakui, dengan Ketua Tata Group Natarajan Chandrasekaran menyatakan, “Tragedi ini harus menjadi katalisator untuk membangun maskapai penerbangan yang lebih aman.”

Melihat ke Depan

Kecelakaan Penerbangan AI171 merupakan pengingat yang menyadarkan akan kerapuhan perjalanan udara dan pentingnya standar keselamatan yang ketat. Sementara investigasi terus berlanjut, fokus tetap pada mengungkap akar penyebabnya—apakah kegagalan mekanis, kesalahan manusia, atau kombinasi berbagai faktor. Laporan awal, yang diharapkan dalam waktu tiga bulan, kemungkinan akan membentuk protokol keselamatan di masa mendatang di India dan sekitarnya. Untuk saat ini, prioritas utama Air India adalah mendukung keluarga yang berduka, dengan upaya berkelanjutan untuk memulangkan jenazah dan memberikan bantuan finansial dan emosional.

Tragedi ini menggarisbawahi perlunya perbaikan sistemik dalam keselamatan penerbangan, mulai dari pemeriksaan pemeliharaan yang lebih ketat hingga pengawasan regulasi yang lebih ketat. Di tengah perhatian dunia, harapannya adalah bahwa pelajaran dari bencana ini akan menghasilkan perubahan yang berarti, memastikan kerugian seperti itu tidak akan pernah terulang.